Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menggelar Global Forum on Public Health Procurement di Tunis, Tunisia, pada awal November 2025. Forum ini menjadi ajang penting bagi para pemangku kepentingan di sektor kesehatan global untuk membahas strategi pengadaan produk kesehatan yang lebih efisien, transparan, dan berkelanjutan di tengah meningkatnya tantangan global.
Acara tersebut dihadiri oleh perwakilan dari lebih 80 negara, termasuk pejabat pemerintah, organisasi internasional, industri farmasi, serta lembaga donor. Tujuan utama forum ini adalah memperkuat kolaborasi global dalam memastikan ketersediaan obat, vaksin, dan alat kesehatan dengan harga terjangkau serta kualitas terjamin.
Fokus Forum: Efisiensi dan Ketahanan Sistem Pengadaan
Dalam sambutannya, Direktur Jenderal WHO, Dr. Tedros Adhanom Ghebreyesus, menekankan bahwa pengadaan produk kesehatan publik adalah tulang punggung sistem kesehatan global. “Tanpa mekanisme pengadaan yang kuat dan transparan, upaya mencapai Universal Health Coverage akan sulit terwujud,” ujarnya.
Forum ini membahas berbagai topik, mulai dari inovasi dalam rantai pasok, peningkatan kapasitas nasional, hingga penerapan teknologi digital dalam pengadaan obat dan vaksin. WHO menyoroti pentingnya memperkuat sistem ketahanan logistik kesehatan, terutama setelah pelajaran berharga dari pandemi COVID-19 yang sempat mengganggu distribusi alat medis di banyak negara.
Selain itu, forum ini juga menekankan perlunya memperluas akses terhadap produk kesehatan penting bagi negara berpenghasilan menengah dan rendah. Dengan meningkatnya biaya bahan baku dan ketidakpastian geopolitik, WHO mendorong negara-negara untuk membangun kerja sama lintas regional agar pengadaan dapat dilakukan secara kolektif dengan harga yang lebih kompetitif.
Kolaborasi Regional dan Digitalisasi Proses
Salah satu agenda utama dalam forum di Tunis adalah mendorong digitalisasi proses pengadaan publik di sektor kesehatan. WHO memperkenalkan platform Global Health Procurement Hub yang dirancang untuk memperkuat transparansi dan efisiensi dalam proses pengadaan di seluruh dunia. Platform ini akan memfasilitasi berbagi data, katalog harga global, serta praktik terbaik antarnegara.
Para peserta juga membahas pentingnya kolaborasi antarwilayah dalam menghadapi tantangan logistik dan distribusi. Negara-negara Afrika, Asia, dan Amerika Latin sepakat untuk memperkuat kerja sama dalam bentuk pembelian bersama (joint procurement) dan mekanisme negosiasi kolektif agar dapat menekan harga produk esensial seperti vaksin dan antibiotik.
Dorongan untuk Akses yang Lebih Merata
WHO menegaskan bahwa akses terhadap produk kesehatan berkualitas merupakan hak dasar setiap manusia. Forum ini menghasilkan komitmen baru untuk memperkuat pengadaan berkelanjutan, terutama bagi negara dengan sistem kesehatan yang masih berkembang.
Beberapa inisiatif konkret juga diumumkan, termasuk rencana pelatihan bagi pejabat pengadaan publik, penguatan kapasitas manajemen rantai pasok nasional, serta pengembangan sistem audit berbasis risiko. Langkah-langkah ini diharapkan dapat memastikan dana kesehatan publik digunakan secara efisien dan transparan.
Harapan dan Komitmen ke Depan
Forum global di Tunis menandai langkah penting dalam perjalanan WHO dan negara-negara anggotanya menuju sistem pengadaan kesehatan yang lebih inklusif dan adaptif terhadap perubahan zaman. Dengan meningkatnya tekanan terhadap sistem kesehatan akibat perubahan iklim, konflik, dan penyakit menular baru, WHO menegaskan perlunya solidaritas global dalam memastikan setiap negara mampu menyediakan layanan kesehatan yang aman dan terjangkau bagi rakyatnya.
Melalui forum ini, WHO berharap setiap negara dapat memperkuat strategi pengadaan nasional dan memperluas kerja sama lintas sektor. Kolaborasi global di bidang pengadaan produk kesehatan publik menjadi fondasi penting untuk mewujudkan dunia yang lebih sehat, adil, dan tangguh menghadapi krisis di masa depan.












